RajaKomen
zakat maal harta

Soal Harta dalam Islam

11 Maret 2025
369x

Dalam kehidupan dunia, kita dikelilingi oleh hal-hal atau benda-benda yang kita klaim sebagai milik kita. Keluarga, rumah, pekerjaan, panca indera, harta, ilmu pengetahuan, keahlian, dan lain sebagainya semua kita sebut sebagai milik kita. Tapi benarkah itu semua milik kita? Sejak kapan semua itu menjadi milik kita?

Hal ini sering kita lupakan. Kita sering lupa bahwa kita bukanlah pemilik mutlak, sampai-sampai bersikap seolah-olah kitalah pemilik sepenuhnya segala hal yang kita anggap hak milik. Sehingga, kita memperlakukannya sesuai dengan selera dan nafsu duniawi, bukan disesuaikan dengan keinginan sang pemilik mutlak, yaitu Allah SWT.

Hal ini juga terjadi pada harta. Kita sering lupa bahwa ia hanyalah titipan dari Allah SWT. Di balik itu sebenarnya ada tanggung jawab, ada amanah, bahkan ada sebagian darinya milik orang lain yang harus kita tunaikan haknya.

Ada beberapa hal yang harus diingat oleh umat Islam dalam menyikapi harta benda, yaitu:

Pertama, harta adalah anugerah dari Allah yang harus disyukuri. Tidak semua orang mendapatkan kepercayaan dari Allah SWT untuk memikul tanggung jawab amanah harta benda. Karenanya ia harus disyukuri sebab jika mampu memikulnya, pahala yang amat besar menanti.

Kedua, harta adalah amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Di balik harta melimpah, ada tanggung jawab dan amanah yang mesti ditunaikan. Harta yang tidak dinafkahkan di jalan Allah akan menjadi kotor, karena telah bercampur bagian halal yang merupakan hak pemiliknya dengan bagian haram yang merupakan hak kaum fakir, miskin, dan orang-orang yang kekurangan lainnya.

Firman Allah SWT dalam surah at-Taubah (9) ayat 103,

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ketiga, harta adalah bekal beribadah. Kekayaan adalah salah satu sarana ibadah. Ia bukan hanya menjadi ibadah kala dinafkahkan di jalan Allah, ia bahkan sudah bernilai ibadah kala manusia dengan ikhlas mencari nafkah untuk keluarganya dan selebihnya untuk kemaslahatan umat. Jika harta dipergunakan sebaik-baiknya, pahala yang amat besar menanti. Namun jika tidak, siksa Allah amatlah pedih.

Demikianlah, semoga kita tergolong orang-orang yang pandai menyikapi harta benda sesuai dengan ketentuan-Nya. Aamiin.

Ditulis oleh Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation, Prof. KH. Miftah Faridl.

SEDEKAH DISINI

Berita Terkait
Baca Juga:
Beras Organik yang Aman dan Sehat untuk Dikonsumsi

Beras Organik yang Aman dan Sehat untuk Dikonsumsi

Gaya Hidup

7 Agu 2019 | 1931

Google

Tes Online Kepribadian untuk Mengukur Resiliensi dalam Menghadapi Masalah

Tips

18 Maret 2025 | 337

Cara Meningkatkan Domain Authority Setelah Melakukan Cek DA

Cara Meningkatkan Domain Authority Setelah Melakukan Cek DA

Tips

12 Maret 2025 | 321

Tips Memilih Jasa Share Massal yang Terpercaya dan Efektif

Tips Memilih Jasa Share Massal yang Terpercaya dan Efektif

Tips

20 Apr 2025 | 326

8 Cara Memelihara Hijab dengan Bahan Voal supaya tidak Gampang Rusak

8 Cara Memelihara Hijab dengan Bahan Voal supaya tidak Gampang Rusak

Fashion

14 Mei 2020 | 2448

Aksi Demo Buruh Pabrik Cikarang Blokade Sejumlah Jalan  di Kawasan MM2100

Aksi Demo Buruh Pabrik Cikarang Blokade Sejumlah Jalan di Kawasan MM2100

24 Nov 2023 | 956