Di Indonesia, nama Raden Ajeng Kartini selalu lekat dengan perjuangan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan. Semangat Kartini untuk menciptakan kesetaraan dalam pendidikan dan pembangunan karakter menjadi sumber inspirasi bagi banyak lembaga pendidikan, termasuk pesantren. Pesantren Modern di Bandung, seperti Pesantren Al Masoem, berkomitmen untuk meneladani semangat Kartini dengan mengintegrasikan kegiatan edukatif dan kreatif dalam kurikulumnya.
Pesantren Al Masoem merupakan salah satu pesantren dengan biaya terjangkau yang berfokus pada pengembangan potensi siswa secara holistik. Di pesantren ini, para santri tidak hanya diajarkan materi-materi agama, tetapi juga dibekali keterampilan yang dapat mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di era modern. Mengingat Kartini mengedepankan pendidikan, Al Masoem memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai minat dan bakat, mulai dari seni, sains, hingga kewirausahaan.
Dengan mengadakan kegiatan edukatif seperti pelatihan kepemimpinan dan seminar tentang pemberdayaan perempuan, Pesantren Modern di Bandung ini berusaha mengajarkan nilai-nilai yang diperjuangkan Kartini. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya mengasah keterampilan komunikasi dan kewirausahaan, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat. Melalui program ini, santri diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan.
Tidak hanya pada tataran teoritis, Pesantren Al Masoem juga aktif menjalankan program kreatif yang memadukan pendidikan dengan seni. Misalnya, melalui kegiatan seni rupa, teater, dan musik, santri diajak untuk berkreasi dan mengekspresikan diri mereka. Kegiatan ini sejalan dengan semangat Kartini yang mendorong perempuan untuk bersuara dan berperan aktif dalam budaya. Melalui kegiatan seni, para santri diharapkan bisa mengasah kreativitas dan berhasil menjadi pribadi yang percaya diri.
Salah satu contoh nyata dari kegiatan kreatif di Pesantren Al Masoem adalah acara pameran seni tahunan. Dalam pameran ini, para santri menampilkan karya-karya seni mereka, mulai dari lukisan hingga pertunjukan musik. Acara ini tidak hanya dinikmati oleh santri, tetapi juga oleh masyarakat sekitar. Ini menciptakan jembatan antara pesantren dan masyarakat, serta memberikan kesempatan bagi santri untuk mempresentasikan karya mereka, sekaligus mendorong masyarakat untuk mendukung pendidikan yang berkualitas.
Pesantren Modern di Bandung, termasuk Pesantren Al Masoem, juga memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan karakter. Kegiatan-kegiatan seperti diskusi rutin, pelatihan keterampilan, serta program kepemimpinan diintegrasikan ke dalam kurikulum. Dengan cara ini, para santri dibekali nilai-nilai kepemimpinan, kerja sama, dan tanggung jawab. Sejalan dengan prinsip-prinsip yang diperjuangkan Kartini, peningkatan kualitas diri dan sikap mandiri menjadi fokus utama di pesantren ini.
Pesantren dengan biaya terjangkau seperti Al Masoem memiliki peran penting dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif. Dengan mengusung visi tersebut, pesantren ini berharap mampu menjangkau lebih banyak anak-anak dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, memberikan mereka kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Hal ini sangat relevan dengan semangat Kartini, yang bercita-cita agar setiap anak, terutama perempuan, dapat mengenyam pendidikan dengan baik.
Dalam upaya melestarikan warisan nilai-nilai Kartini, Pesantren Al Masoem menjadi salah satu contoh bagaimana pendidikan dapat dijadikan alat pemberdayaan. Melalui inovasi-inovasi dalam kegiatan edukatif dan kreatif, pesantren ini tidak hanya membekali santrinya dengan ilmu pengetahuan, namun juga membangun karakter yang kuat, sesuai dengan langkah dan semangat Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia.
Menyelaraskan IMTAQ dan IPTEK dalam Pembinaan Ekstrakurikuler di SMA Islam Al Masoem Bandung
4 Jul 2024 | 414